Ngakak!!! Baru Setahun Menikah Minta Cerai Karena Pantat Istri Hitam
Jika cinta total, kondisi apapun sang istri pasti diterima, Tapi suwardjo yang berumur 31 tahun tidaklah begitu, saat tahu istrinya Rini 26 tahun, berpantat hitam , setahun menikah hanya sekali di sentuh itu pun di saat malam pertama, dan sampai saat itu rini tidak pernah di longok dan akhirnya Suwardjo mengggugat penceraiannya lewat pengadilan Agama Surabaya.
"Kelelawar sayapnya hitam, terbang rendah di tengah malam, pagi - pagi mereka pulang ... " begitu lagu koes plus tahun 1970-an sampai sekarang, meski hanya urusan kelelawar hitam, banyak yang menggemari. dan bahkan banyak juga kelompok ynag secara periodik bertemu hanya untuk menikmati lagu lagu kues plus, Lalu bagaimana jika yang hitam adalah pantat istri ? Kecewakah sebagai sang suaminya ? Tega pula menceraikan hanya untuk urusan itu ?
Bagi Suwardjo warga Karah Surabaya, kenapa tidak ? Belum lama ini dia tega membawa istrinya ke Pengadilan Agama untuk bercerai, hanya karena urusan pantat istri yang hitam, padahal maunya Suwardjo, pantat istri itu kuning atau lebih cenderung putih macam sebuah bakpao isi kacang ijo Poker Online Terpercaya
Setahun lalu Suwardjo menjadi guru SD itu menikah dengan Rini, pegawai bank BUMN, dan tentunya Mereka sudah pacaran selama dua tahun, dan rupanya meski pacaran begitu lama Suwardjo tidak pernah "studi kelayakan" atas calon istrinya, sehingga ketika resmi nikah di depan penghulu, rasanya Suwardjo seperti beli kucing dalam karung saja, Belum tahu bagaimana dalamnya, apa lagi mendalami.
Seperti lazimnya pengantin baru, setelah resmi menikah malam harinya Suwardjo - Rini menggelar malam pertama dengan penuh gegap gempita, dan Kebetulan malam itu ada pertangan bola luar negeri, sehingga seluruh anggota keluarga pada sibuk nonton bola, tapi Suwardjo tidak, karena sibuk dengan urusan pribadinya, Maka yang terjadi kemudian, bola di TV belum ada juga yang berhasil menyarangkan bola ke gawang lawan, bola Suwardjo sudah gol duluan kedalam gawang.
Sayangnya, hanya sekali itu saja Suwardjo memberikan nafkah batin buat sang istrinya, dan Sejak pada saat itu meski tinggal serumah dan seranjang, Rini sama sekali tidak pernah disentuh oleh sang suami, Mereka tidur sendiri - sendiri, Ketika istri jowal-jawil mengajak, Suwardjo malah berkata kepada Rini " Memangnya saya kondektur bis apa ? "
Rini heran, kenapa suaminya tidak mau memberikan nafkah batin lanjutan sebagaimana layaknya suami istri, tapi Suwardjo tidak memberi jawaban yang jelas, dia hanya muter muter dan mencari alasan, persis pengacara sedang membela kliennya, Bohong besar kecil tidak masalah, yang penting menang Judi Poker Online
Tiba tiba belum lama ini Suwardjo membawa istrinya ke pengadilan Agama Surabaya, untuk mendaftarkan gugatan cerai, dan Ketika sidang, majelis hakim pun terheran heran karena Suwardjo tidak bisa menjelaskan apa alasan untuk dia bercerai, Jika alasannya Suwardjo tidak memenuhi kewajibannya sebagai lelaki, mestinya yang melayangkan gugatan adalah pihak istri.
Karena hakim terus mendesak untuk memberi alasan perceraian, lama - lama Suwardjo mau buka kartu, " Maaf yang mulia, saya terpaksa menceraikan istri saya, karena dia berbokong hitam, dan Saya tidak selera jadinya, sehingga ngedrop melulu kaya HP yang baterainya sudah hamil." , kata Suwardjo saat memberikan pengakuannya kepada sang hakim.
Tentu saja majelis hakim binggung, masa alasannya tidak logis sama sekali, Namanya orang berumah tangga, pasti saling mencintai, dan sedangkan orang mencintai itu pasti bisa menerima segala kekurangan pasangannya, dan Akhirnya majelis hakim mengatakan kepada Suwardjo tentang makna cinta bagi sang suami istri, tapi Suwardjo tidaklah menanggapinya Agen Judi Online
Kini yang tersinggung justru Rini, Urusan pantat hitam saja dibikin ribut, Itu kereta api hitam dulu juga di tunggu orang, Kata Rini kepada majelis hakim, " Sudahlah Pak Hakim, saya rela di ceraikan Seperti dianya paling ganteng saja, Wong dia sendiri juga berkulit hitam." kata Rini.
Hitam seperti tiang Telepon yah Mbak ya? Kata Pak Hakim
Hitam seperti tiang Telepon yah Mbak ya? Kata Pak Hakim
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.